TUGAS
MATEMATIKA DAN ILMU ALAMIAH DASAR
BUDAYA
MITOS
OLEH :
NABILA AULIA PRATIWI (14519556)
1PA10
JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS GUNADARMA
2020
Budaya Mitos
A.
Pengantar
Manusia
pada hakekatnya adalah makhluk yang senantiasa lahir dari proses berkebudayaan
dan berkembang dalam kebudayaan. Segala
bentuk kegiatan manusia selalu mengarah pada peristiwa-peristiwa budaya.
Kebudayaan dalam hal ini bukan berarti sebagai sebuah sistem tetapi proses dimana
manusia bergulat dan mengarahkan dirinya pada tahap tertentu. Dalam proses
berkebudayaan manusia harus melewati tiga tahap, menurut Van Peursen kebudayan
tiga tahap itu yaitu : mitis, ontologis dan fungsional. Tiga tahapan ini selalu
dilewati oleh manusia dalam proses berkebudayaan. Dalam tulisan ini akan
dibahas satu dari tiga tahap diatas yang sampai saat ini masih berlaku dan
hidup dalam masyarakat.
B.
Makna
Budaya MITOS
Mitos adalah dasar dari kebudayaan, oleh karena itu
mitos selalu hadir dalam setiap kebudayaan. Kehadirannya bisa berbeda dari
setiap ruang dan waktu, mengikuti masa dimana proses kebudayaan itu bertumbuh.
Mitos yang pada mulanya adalah cara untuk menyampaikan makna dibalik simbol
yang menjadi pedoman dan mengarahkan kehidupan masyarakat secara kolektif.
Namun dalam perkembanganya mitos tidak
lagi mampu menyampaikan makna yang sesungguhnya. Mitos Budaya massa adalah
produk dari mitos yang tidak mampu menyampaikan makna yang sebenarnya dalam
kehidupan manusia. Melalui paper ini penulis mencoba membongkar secuil dari mitos yang hidup dalam budaya massa. Nanti
akan dipaparkan apa itu pengertian mitos, kemudian juga pengertian tentang
budaya massa dan bagamana cara membongkarnya.
C.
Budaya
Mitos yang ada Dimasyarakat
Sejauh ini, kebanyakan masyarakat masih percaya dengan
beberapa pertanda atau kejadian-kejadian di alam sekitar yang berhubungan
dengan perkara ghaib. Beberapa juga begitu percaya dengan mitos-mitos yang
telah tersebar luas di masyarakat sejak zaman dulu dan membekas hingga
sekarang.
Memang, tidak sedikit orang yang kini sudah melupakan
mitos dan tidak mempercayainya. Beberapa yang lain juga mengatakan jika mitos
ini dianggap suatu yang magis dan suatu hal yang musryik. Terlepas dari magis
tidaknya, musryik tidaknya, benar atau tidaknya mitos ini, sampai kini masih
ada beberapa mitos yang masih dipercaya oleh masyarakat.
Mitos-mitos yang masih dipercaya dan dianggap sebagai pertanda tertentu antara lain adalah sebagai berikut :
Mitos-mitos yang masih dipercaya dan dianggap sebagai pertanda tertentu antara lain adalah sebagai berikut :
1.
Jika menyapu tidak bersih, suaminya akan
brewokan.
Orang-orang masa lampau, khususnya
perempuan, menyukai pria mukanya yang bersih dari brewok. Mitos ini dibuat
untuk ‘menakut-nakuti’ perempuan agar mereka menyapu dengan sungguh-sungguh,
tak ada kotoran atau debu yang tersisa. Brewok, pada masa itu,
melambangkan hal-hal yang belum bersih. Jadi kalau kamu malas membersihkan
rumah, kamu juga bakal dapat cowok yang malas membersihkan badan juga.
2.
Anak gadis yang duduk di depan pintu
dipercaya sulit dapat jodoh.
Pemikiran ini sebenarnya
berkembang untuk mendidik perempuan agar berlaku sopan. Sebab, duduk di depan
pintu adalah hal yang kurang sopan, karena secara langsung menghalang-halangi
orang untuk masuk atau keluar dari ruangan.
3.
Pamali makan menggunakan tutup piring.
Mitos ini berkembang dengan
maksud yang baik. Tutup piring diciptakan bukan dipakai untuk makan. Pemahaman
ini bermaksud mengembalikan peran barang sesuai dengan fungsinya. Bayangkan,
kalau kamu makan dengan tutup piring, pasti menjadi belepotan dan tak karuan.
Sebab, tutup piring didesain bukan untuk wadah makanan.
4.
Duduk di atas bantal nanti akan bisulan.
Sama seperti mitos tutup piring,
mitos ini berkembang sebagai upaya mengembalikan fungsi barang. Bantal mulanya
memang dibuat untuk kepala, bukan untuk kaki atau bagian tubuh lain. Kalau
diinjak atau diduduki, bantal jadi kotor, kepala pun ikut kotor saat bantal itu
dipakai.
5.
Gadis yang makan sayap ayam bisa jauh dari
jodoh.
Sayap ayam mengandung banyak
lemak. Dikhawatirkan, remaja, yang hormonnya sedang tak stabil akan jerawatan
setelah makan sayap ayam terlalu banyak. Itulah yang dimaksud jauh dari jodoh.
Kalau kulit muka tak bersih, gadis dianggap sulit dapat pacar. Namun lagi-lagi
ini hanya soal pemahaman.
6.
Bersiul saat malam hari berarti memanggil
setan.
Orang pada dasarnya memang takut setan. Karenanya, mitos ini dibuat agar orang tak bersiul kala malam hari. Sebab, dapat mengganggu tetangga sekitarnya. Apalagi di desa suasanannya amat sunyi saat malam. Jadi bersiul akan mengganggu istirahat seseorang. Hal ini juga berhubungan dengan asas kesopanan.
7.
Potong kuku malam-malam itu pamali.
Sebenarnya mitos ini dibuat untuk
menghindari agar tangan orang tak terluka saat memotong kuku malam-malam.
Apalagi zaman dulu belum ada penerangan listrik. Saat malam gelap, bisa-bisa
bukan kuku yang terpotong, tapi tangan yang tergores.
8.
Keluar saat Maghrib bisa diculik wewe gombel.
Orang zaman dulu, apalagi
anak-anak, sangat takut dengan wewe gombel yang kabarnya suka menculik. Mitos
ini dibuat agar anak-anak tak keluar kala magrib. Sebab, magrib adalah waktunya
orang beribadah atau istirahat dari aktivitas seharian. Magrib juga jadi waktu
untuk berkumpul bersama keluarga. Itulah sebabnya mengapa mitos ini dibuat dan
berkembang di tengah masyarakat.
9.
Ke pantai selatan jangan pakai baju hijau
atau biru.
Sebenarnya alasannya cukup logis.
Pakaian berwarna hijau atau biru jadi terlihat samar ketika orang mengenakannya
di pantai. Ditakutkan, jika ada ombak besar menghantam dan orang tersebut
terseret gelombang, tim SAR kesulitan menolong korban karena warna pakaiannya
hampir sama dengan warna laut.
10. Makan sambil tiduran bisa menjadi
ular.
Orang dulu percaya kalau makan
sambil tiduran bisa jadi ular. Alasan logisnya tentu soal pencernaan. Makan
sambil tiduran tak baik untuk pencernaan dan bisa membuat orang sakit. Karena
itu, mitos tersebut dibuat untuk menakut-nakuti orang zaman dulu.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar