Selasa, 11 Februari 2020

Tugas ke-10 Bulan ke-4 Ilmu Budaya Dasar (Analisis Tentang Masalah SARA)


MAKALAH ILMU BUDAYA DASAR
ANALISIS TENTANG MASALAH SARA


OLEH :
NABILA AULIA PRATIWI (14519556)
1PA10
JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS GUNADARMA
2019





KATA PENGANTAR

Dengan Menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih dan lagi maha penyayang, saya panjatkan dengan rasa puja dan puji syukur ke hadirat Allah SWT, yang sudah memberikan atas rahmat nya dan serta hidayah dan inayah nya kepada diri saya pribadi, sehingga diri saya bisa menyelesaikan karya ilmiah ini.
Makalah yang saya buat ini, secara lengkap dan dikerjakan dengan maksimal. Salah satunya bisa mendapatkan bantuan dari berbagai macam pihak sehingga bisa memperlancar dalam pembuatan makalah ini. Untuk itu saya disini hanya bisa menyampaikan dengan ucapan terima kasih untuk berbagai macam pihak yang telah memberikan bantuan dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua ini, saya juga bisa menyadari dengan keseluruhan bahwa saya juga masih ada kekurangan dari segi susunan kalimat tersebut atau dari tata bahasanya.
Untuk itu dengan tangan yang sudah terbuka saya siap menerima semua segala saran atau kritik dari pembaca agar saya dapat mengasih dalam makalah yang bisa lebih baik.
Dengan akhir kata ini saya juga berharap mudah-mudahan dengan makalah ini bisa memberikan untuk kita semua dari sisi manfaat atau pengetahuan yang luas kepada yang membaca.


Depok, Januari 2020

Penyusun





DAFTAR ISI

ANALISIS TENTANG MASALAH SARA............................................................... 1
KATA PENGANTAR...............................................................................................
DAFTAR ISI............................................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................... 4
A.   Latar Belakang................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................... 6
A.    Definisi SARA (Suku Agama Ras dan Antar golongan)................................. 6
B.    Penyebab SARA................................................................................................ 7
C.    Dampak............................................................................................................. 8
D.    Alternatif Penanggulangan............................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................ 10






BAB I
PENDAHULUAN

A.           Latar Belakang
Agama mengemban fungsi memupuk persaudaraan. Walaupun  fungsi tersebut telah dibuktikan dengan fakta-fakta konkrit dari zaman ke zaman, namun disamping fakta yang positif itu terdapat pula fakta yang negatif, yaitu fakta perpecahan antar manusia yang kesemuaannya bersumber pada agama. Perpecahan tidak akan terjadi jikalau tidak ada konflik (bentrokan) terlebih dulu. Lebih lanjut secara sepintas telah disoroti pula masalah perpecahan dalam konteks krisis kewibawaan agama. Demikian pun dijabarkan juga masalah bentrokan (konflik) antara agama dan ilmu pengetahuan, meskipun hanya secara singkat.
SARA adalah merupakan singkatan dari Suku agama dan Ras antar Golongan serta adat istiadat. Keempat hal tersebut adalah merupakan isu penting jika dikaitakan dengan peristiwa pertentangan dan konflik dalam masyarakat. Dalam suatu tatanan sosial masyarakat perbedaan antara suku ras dan agama sangatlah majemuk dan beragam. keberangaman tersebut sesungguhnya menjadi salah satu kekayaan tersendiri yag dimiliki oleh negara Republik Indonesia.
Disisi lain isu SARA terkadang mendatangkan dampak negatif dan bahkan berdampak pada terjadinya pertentangan dan konflik yng berkepanjangan yang justru merugikan dan bahkan mengahambat laju pembangunan. Secara khusus terdapatnya perbedaan Suku di Indonesia disebabkan oleh karena  indonesia adalah merupakan negara yang terdiri dari beberapa pulau yang memiliki karakter masyarakat, kebudayaan, kebiasaan, adat istiadat dan kepercayaan yang berbeda. Kemajemukan tersebut yang menjadi ciri khas dari negara kesatuan Republik Indonesia. Dalam konteks wawasan Nusantara keterpaduan dan persatuan yang terjalin menjadi wawasan nusantara mejadi kebanggaan tersendiri. Di Indonesia terdapat Suku-suku diantaranya Bugis, Makasar, Menado, Jawa, Sunda, Batak dan sebagainya.
Selain kemajemukan suku tersebut dengan karakteristik yang berbeda juga terdapat kemajemukan dan perbedaan kepercayaan yang dianut oleh maisng-masing kelompok atau suku tertentu. Di indonesia terdapat lima macam agama yang diakui diantaranya Islam, Kristen, Katholik, Hindu dan Buddha, dan terdapat beberapa jenis aliran kepercayaan yang dapat dijalankan oleh pemeluknya di Negara Republik Indonesia.
Disamping memiliki dampak positif dari kemajemukan tersebut, disisi lain sesungguhnya sangat rentan untuk terjadi konflik pertentangan antara suku, agama dan ras. Konflik tersebut harus di eliminir seminimal mungkin agar tidak terjadi konflik yang berkepanjangan. akan tetapi dari keberagaman tersebut sejarah telah membuktikan bahwa telah terjadi pertentangan dan konflik yang berkepanjangan yang dilatar belakangi oleh isu SARA.





BAB II
PEMBAHASAN


A.           Definisi SARA (Suku Agama Ras dan Antar golongan)

SARA adalah berbagai pandangan dan tindakan yang didasarkan atas sentimen identitas. Setiap tindakan yang melibatkan kekerasan, diskriminasi, dan pelecehan yang didasarkan atas identitas diri di sebut SARA.
Singkatan SARA diciptakan pada masa Orde Baru, dan digunakan demi menjaga stabilitas politik dan keamanan dengan menekan Pers agar tidak meliput dan memberitakan isu-isu yang berkaitan dengan konflik suku, agama, ras, dan antar golongan.
Namun efeknya justru banyak isu SARA yang tidak dapat di ketahui oleh masyarakat. Pada tahun 1965-1997 telah terjadi 358 kasus perusakan/pembakan gereja.  Kesaksian Alkitab pun menyatakan relasi antara agama dan Negara yang kait-mengkait satu dengan yang lainnya. Contohnya kerajaan Israel. Negara wajib melindungi dan memberikan hak pada masyarakatnya untuk memeluk agama sesuai dengan keyakinannya. Hubungan gereja dan negara sifatnya koordinatif (setara dan saling bekerja sama) DEFINISI SARA DAN SEJARAHNYA(HUBUNGAN GEREJA DENGAN NEGARA) & quot ; Gereja, jadilah Gereja jangan membiarkan dirimu menjadi alat pemerintah. Roh Kristus bukanlah roh kesombongan berbangsa dan juga bukan roh kebenciaan terhadap bangsa lain. Gereja, mana kesaksianmu? -Dietrich Bonhoeffer...

SARA DAPAT DIGOLONGKAN DALAM TIGA KATAGORI :
·           Individual : merupakan tindakan Sara yang dilakukan oleh individu maupun kelompok. Termasuk di dalam katagori ini adalah tindakan maupun pernyataan yang bersifat menyerang, mengintimidasi, melecehkan dan menghina identitas diri maupun golongan.
·           Institusional : merupakan tindakan Sara yang dilakukan oleh suatu institusi, termasuk negara, baik secara langsung maupun tidak langsung, sengaja atau tidak sengaja telah membuat peraturan diskriminatif dalam struktur organisasi maupun kebijakannya.
·           Kultural : merupakan penyebaran mitos, tradisi dan ide-ide diskriminatif melalui struktur budaya masyarakat.

Contoh masalah sara di Indonesia yang pernah terjadi antara lain yaitu :
·           Tragedy Mesuji yang terjadi karena perebutan lahan kelapa sawit antara warga dan perusahaan kelapa sawit yang berada didaerah tersebut
·           Kerusuhan poso, adalah sebutan bagi serangkaian kerusuhan yang terjadi di poso, Sulawesi tengah yang melibatkan sekelompok agama muslim dan Kristen. Kerusuhan poso tersebut terbagi menjadi tiga bagian yaitu : Poso I ( tgl 25 – 29 Desember 1998 ), Poso II ( tgl 17 – 21 April 2000 ) , dan Poso III ( tgl 16 Mei – 15 Juni 2000 )
·           Tragedi Mei 98 , pada bulan mei tahun 1998 terjadi kemarahan masyarakat terhadap kebrutalan aparat keamanan dalam peristiwa trisakti dan ketidaksukaan terhadap ras tionghowa ( cina ).



B.            Penyebab SARA

·           Suatu suku atau golongan mendeklarasikan kebhinekaannya seakan-akan merekalah yang paling menjunjung dan melaksanakan kebhinekaan dan golongan lain sebagai perusak kebhinekaan.
Hal ini akan menimbulkan pembelaan masing-masing suku atau golongan yang berujung pada pembenaran buta atas suku dan golongan masing-masing.
Faktanya, kebhinekaan akan terjaga jika suatu suku atau golongan tidak menempatkan kedudukannya lebih tinggi dari yang lain.
Komentar Tentang Ajaran Suatu Agama Dari Sudut Pandang Agama Lain
Memeluk agama adalah hak dasar manusia, pilihan dalam menjalani kehidupan. pilihan cara untuk menyembah Tuhan dan menjalankan perintahNya dalam kehidupan sehari-hari.
Setiap agama memiliki dasar keyakinan masing-masing yang sudah pasti berbeda dengan keyakinan agama yang lain. Setiap agama memiliki pedoman yang sudah pasti berbeda dengan pedoman agama yang lain.
·           Hanya sekedar tau tapi menampakkan diri mengetahui ujung dan pangkal sebuah permasalahan. Tipe orang-orang seperti inilah yang membuat huru hara di sosial media.
·           Tipe ini juga memiliki kecenderungan memiliki komentar yang agresif.
Membaca Judul Kemudian Membuat Kesimpulan. Huru hara dunia maya didominasi oleh orang-orang seperti ini, membaca judul kemudian membuat kesimpulan. Dengan perilaku seperti inilah hoax memenuhi time line sosial media.
·           Kecepatan tangan menshare sebuah berita atau menanggapi sebuah komentar lebih cepat dari kecepatan otak mencerna isi sebuah tulisan atau pendapat.
Seakan-akan apa yang terlihat oleh mata tidak melalui saringan otak tapi langsung ke jari untuk share atau berkomentar balik. Bisa jadi hal ini disebabkan oleh posisi otak yang tidak berada didekat mata tapi didengkul sehingga respon ke tangan lebih cepat.


C.            Dampak

1.        Hubungan antar masyarakat akan menjadi tidak harmonis
2.        Masyarakat mudah diadu domba
3.        Terjadinya disintegrasi masyarakat
4.        Masyarakat akan mudah terpicu konflik yang berhubungan dengan SARA
5.        Terjadinya diskriminatif digolongan golongan tertentu.

D.           Alternatif Penanggulangan

·           Pertemuan tatap muka pihak-pihak yang berkonflik dengan maksud mengidentifikasi masalah dan memecahkannya melalui pembahasan terbuka.
·           Menciptakan sasaran bersama yang tidak dapat dicapai tanpa kerjasama masing-masing pihak yang berkonflik.
·           Mengabaikan arti perbedaan dengan menekankan kepentingan bersama antara pihak-pihak yang berkonflik.
·           Mengubah struktur organisasi formal dan pola struktural interaksi pihak-pihak yang berkonflik melalui perancangan ulang pekerjaan, pemindahan, penciptaan posisi koordinasi, dan semacamnya.
·           Saling mempercayai satu sama lain
·           Saling memberikan toleransi pendapat dan mudah memaafkan kesalahan
·           Memiliki  jiwa tenggang rasa antar sesama
·           Harus menindak tegas para pelanggar HAM
·            Memberikan perlindungan terhadap kelompok kecil





DAFTAR PUSTAKA

·         https://brainly.co.id/

Tugas ke-9 Bulan ke-4 Ilmu Budaya Dasar (Autobiografi)


AUTOBIOGRAFI


Nama lengkap saya adalah Nabila Aulia Pratiwi, keluarga saya rata-rata memanggil saya dengan sebutan Lia, ya lia diambil dari nama Aulia. Tapi teman-teman saya ada yang memanggil saya, saat SD dipanggil Lia, saat SMP ada yang memanggil Nabila dan Lia, saat SMA di panggil AP, kenapa di panggil AP? Karena, pada saat SMA nama saya hampir dengan nama teman saya yaitu, Nabilla Aulia Saputri, nah dia dipanggil AS dan saya di panggil AP, jika dipanggil sama-sama nabila keduanya saling menengok jadi teman-teman saya memanggil saya dengan sebutan AP.
Saya mempunyai ayah yang bernama Wag***n dan ibu saya bernama Sup****. Saya anak kedua dari dua bersaudara, saya mempunyai kakak perempuan jarak umurnya 3,5 tahun dengan saya. Saya lahir di kota Metro pada tanggal 23 Oktober 200*, dan saya dibesarkan oleh kedua orang tua saya di salah satu kampung atau perdesaan yang ada di Provinsi Lampung, tepatnya ada di Kabupaten Lampung Timur. Saya mempunyai kakak yang bernama Ica yang sekarang sedang menduduki bangku perkuliah semester 7.
Saya dilahirkan dari keluarga yang sederhana, ayah saya pekerja swasta dan ibu saya seorang PNS. Namun, walaupun kami hidup tidak terlalu bergelimang harta tapi kami hidup dengan bahagia dan selalu nerasa bersyukur. Kedua orang tua saya merawat, mendidik, dan membiayai kedua anaknya sampai keperguruan tinggi. Saya sangat bangga dan bersyukur mempunyai kedua orang tua seperti mereka akan pengorbanannya dan kasih sayangnya terhadap kedua anaknya. Karena. Tanpa mereka kami tidak akan pernah tahu bagaimana indahnya bentuk alam di dunia ini, tidak akan tahu seperti apa cinta dan kasih sayang darinya, dan tidak akan pernah merasakan yang namanya hidup.
Hobi saya bermai games, mendengarkan musik, dan bernyanyi walaupun suara saya tidak sebagus penyanyi papan atas. Saya senang melihat penyanyi atau orang-orang yang mengcover lagu ciptaan penyanyi lain, karena saya suka mendengarkan suarnya nya. Tak hanya itu, mereka tak hanya suara yang bagus namun, kecantikan dan ketampanan yang begitu mempesona. Jadi, mereka mempunya sebuah point plus untuknya, dan saya ingin seperti mereka.
Sekitar usia 3,5 tahun saya menduduki bangku TK, letaknya tidak jauh dengan rumah saya, jaraknya sekitar 800 meter dari rumah saya. Saat TK, berangkat menuju ke TK, saya selalu diantar oleh ayah saya, kenapa selalu ayah saya bukan ibu saya? Karena dulu ibu saya sangat sibuk dengan pekerjaannya sehinnga dulu saya dekatnya dengan ayah saya. Saat masih menduduki bangku TK, saya dan kakak saya sering ditinggali oleh ibu saya untuk meneruskan pendidikannya.
Saat usia saya menginjak 5,5 tahun saya menduduki bangku SD, mungkin sebagian orang berpikir, kenapa tidak pada umur 7 tahun, padahal umunya anak-anak disekolahkan untuk memasuki sekolah dasar pada usia 7 tahun? Karena, saya sudah cukup mental, membaca, menulis, dan berhitung. Letak SD saya cukup jauh, jarknya kurang lebih 4 KM dari rumah saya.
Pada tahun 20** saya lulus Sekolah Dasar dan melanjutkan kejenjang yang lebih tinggi pada rahun tersebut. Saya lebih memilih di SMP N 2 Purboling** yang ada di kecamatan tersebut. Pada pertama saya masuk, saya sangat malu dan canggung karena, jumlah siswa nya yang lebih banyak  dari jumlah siswa saat saya di Sekolah Dasar. Tentunya memiliki karakter dan tingkah laku yang berbeda-beda dan tak banyak siswa-siswa yang saya kenali. Berbagai macam karakter siswa-siswa lain yang  telah saya temui. Seperti pemaksaan, sifat brutal, dan masih banyak lagi. Pada umumnya mereka mereka berangkat ke sekolah mengendarai motor milik kedua orang tuanya, tidak dengan saya. Saya setiap berangkat sekolah selalu di antar oleh ayah saya, jika ayah saya tidak ada di rumah saya di antar oleh ibu saya terkadang juga bersama kakak saya. Pulangnya terkadang di jemput oleh ayah saya terkadang bareng dengan teman atau kakak kelas yang mau menebengi. Saya terkadang merasa kesal jika tidak di jemput sama ayah atau ibu saya, kenapa? Karena saya suka menunggu berjam-jam menunggu ayah saya menjemput. Setelah kelas delapan semester dua, saya dibelikan motor oleh kedua orang tua saya. Sejak saat itu, saya berangkat sekolah lebih sering mengandarai motor daripada diantar oleh ayah saya.
Saat saya menduduki bangku SMP, saya mengikuti exschool bola voli. Kenapa tidak memilih exschool lain, kenapa memilih exschool bola voli? karena saya berminat dengan exschool ini dan sejak saat SD saya suah sedikit bisa voli. Walaupun, sekedar passing bawah pada umumnya. Saat saya menempuh pendidikan SMP, setelah pulang sekolah saya mengiuti kegiatan Bola voli dijadwalkan 3 kali dalam setiap pekan dan dilakukan pada sore hari pada pukul 15.00 WIB. Saat saya menginjak kelas 8 saya mengikuti karantina Bola Voli di Sanggar Kegiatan Belajar. Saat karantina pertama kurang lebih 7 hari, saya dan anak-anak dari daerah lain mengikuti karantina di sana. Setelah selesai kegitan tersebut, kami semua berkemas-kemas untuk pulang, sebelum pulang kami dikumpulkan semua untuk menedengarkan instruksi, setelah instruksi selesai kami semua diberi pesangon oleh pelatih kami. Bulan berikutnya karantina selanjutnya tiba, saya di beri tahu kepada salah satu pelatih yang ada dikarantina, saya di suruh mengikuti karantina tersebut untuk mengikuti O2SN tingkat Provinsi, mewakili Kabupaten Lampung Timur. Hari pertama saat karantina kami semua menuju ke lapangan untuk melakukan kegiatan tersebut. Di hari pertama kami semua di seleksi. Jadi, kami semua berlomba-lomba atau bekerja keras dan melakukan sekuat tenaga untuk hasil yang terbaik. Setelah selesai kegiatannya, pelatih meminta agar kami semua kumpul dan memberitahu siapa saja yang lolos seleksi untuk mengikuti kurang lebih 7 hari untuk dikarantina dan dididik untuk persiapan O2SN di Bandar Lampung. Pelatih mulai menyebutkn nama-nama siapa saja yang terpilih, dan alhamdulillah nama saya di sebut dan itu artinya saya lolos, saya merasa sangat bahagia. Setelah semua selesai, kami semua segera kembali menuju penginapan. Malam hari nya, saya langsung memberikan kabar kepada kedua orang tua saya bahwa saya terpilih sebagai pemain O2SN SMP tingkat Provinsi.
Tidak terasa saya dan teman-teman saya berlatih kurang lebih seminggu, setelah latihan sudah selesai kami semua menyiapkan keberangkatan untuk nanti siang menuju ke Bandar Lampung. Tidak terasa hari sudah siang, kami semua pun bergegas untuk berangkat dengan mengendarai sebuah bis, selama perjalanan kurang lebih memakan waktu 2,5 jam menuju Kota Bandar Lampung, tidak terasa kami semua pun tiba di Hotel, yaitu Hotel Nusan*ar* untuk penginapan selama kami berada di Kota Bandar Lampung untuk mengikuti sebuah perlombaan. Setelah sampai, kami semua mengambil barang-barang yang di bawa menuju kedalam Hotel tersebut. Saat didalam, saya dan teman-teman saya diberi instruksi oleh pelatih dimana tempat kamar kami berada dan apa saja untuk acara esok. Setelah selesai, kami semua menuju kekamar untuk beristirahat. Keesokan paginya kami semua dibangunkan oleh sang pelatih untuk  menunaikan ibadah salat Subuh bagi yang menjalankannya. Setelah salat Subuh kami semua bersiap-siap untuk pemanasan dan latihan di depan Hotel tersebut. Tidak terasa, jam sudah menunjukanpukul 07:30 kami semua menuju ke hotel kembali untuk bersih-bersih lalu siap dan berangkat menuju ke sebuah tempat perlombaan tersebut dengan menaiki bus.
Selama 3 hari disana untuk mengikuti sebuah perlombaan di Kota Bandar Lampung, tim kami pun mendapatkan juara 3, kami semua pun merasa senang mendapatkan juara tersebut karena kami semua merasakan bahwa musuh atau lawan pemainnya cukup berat dan menguras banyak tenaga. Setelah perlombaan selesai, kami semua menujunke Hotel kembali persiapan pulang untuk besok. Sebelum pulang, malam harinya semua anak-anak yang mengikuti perlombaan dikumpulkan di sebuah aula yang berada di lantai paling atas di hotel untuk membagikan medali dan piala untuk sang pemenang. Setelah selesai kami semua kembali menuju kamar untuk bersiap-siap dan pulang menuju ke rumah masing-masing.
Tidak áš­erasa saya sudah kelas 9, dimana akan menghadapi hari-hari yang sangat menegangkan. Dimana menghadapi soal-soal ujian yang mungkin bisa dibilang cukup sulit. Setelah melewati semua ujian khususnya Ujian Nasional, kami kelas 9 diliburkan, karena tidak ada lagi proses belajar mengajar. Setelah beberapa minggu pengunguman kelulusan pun tiba, dan saya pun dinyatakan lulus. Setelah itu saya mendapatkan undangan dari SMA Negeri yag dulu juga SMA kakak saya. Saya datang di SMA itu untuk mengikuti tes non akademik yaitu olahraga, dan alhamdulillah saya diterima di SMA N 1 PBL, saya merasa senang saya diterima dijalur no akademik dengan mudah tidak repot-repot untuk mengikuti tes tertulis seperti jalur umum. Setelah saya diterima di hari itu, beberapa hari kemudian saya melakukan daftar ulang bagi jalur non akademik dan jalur akademik. Di hari yang sama bagi calon siswa sedang mengikuti tes tertulisbagi mereka jalur umum.
Semua acara selesai dan dimana di hari itu pembagian kelas yang diberi nama-nama pulau yang ada di Indonesia. Saya berada di kelas Pulau Jawa dimana kelas itu isi nya anak-anak ambis semua dan di situ saya hanya diam karena saya tidak mempunyai teman padahal ada beberapa teman saya dari SMP yang sama. Tetapi mereka tidak mau membeuri saya karena meraka sangat merasa jika dia itu masuk karena dia jalur akademik jadi saya seperti dikucilkan.
Tidak terasa saya sudah kelas 11, saat saya menginjak kelas 11 saya mempunyai teman laki-laki tetapi bukan satu kelas. Saya dengan teman saya bisa di bilang cukup dekat. Awal mula bisa dekat, dia suka bercandain saya dan menghubungi saya dan kita selalu curhat dia curhat ke saya saya juga curhat dengan dia. Tak terasa kami berdua dekat dan menjalin sebuah hubungan yang bisa di bilang lebih dari teman. Perjuangan dia mendapatkan saya tidak mudah. Awalnya saya tidak menyukai dia tetapi dia tetap setia menunggu saya sampai-sampai dia mengungkaoan perasaannya sampai 5 kali baru saya menerimanya. Saya cukup takjub dengan dia, biasanya cowo jika sudah ditolak ya sudah dia mundur begitu saja. dia juga mempunyai teman satu kelas nama nya Cindy, Cindy juga teman saya jadi kita bertiga bisa di bilang sudah dekat. Kami bertiga sering sekali weekend an bareng, nongkrong-nongkrong bareng, saling curhat, dan lain-lain.
Tidak terasa saya dan dia menjalin hubungan sudah 2 tahun lebih. Tetapi sekarang kami terpisah oleh jarak karena kami mengejar cita-cita kami masing-masing untul kedepannya, bisa dibilang kami menjalain hubungan LDR an. Terkadang kami berdua dia saling berkomunikasi karena dia sibuk dan tidak selalu memegang handphone. Dia menghubungi saya bisa 2 minggu sekali atau bahakan 1 bulan sekali. Walaupun jarang sekali diberi kabar tetapi saya sudah terbiasa, karena saya harus mengerti kondisi dia sekarang yang sangat-sangat sibuk, dan masih untung saya masih di beri kabar.
Tidak terasa saya juga sudah lulus dari pendidikan Sekolah Menengah Atas di tahun 2019. Setelah itu saya memikirkan untuk melanjutkan kemana, niat saya sudah bulat untuk kuliah di Perguruan Tinggi. Sebelum lulus saya daftar di Universitas Ahmad Dahlan jurusan psikologi jalur rapot dan saya di terima. Setelah diterima seharusnya langsung membayar uang registrasi. Tetapi, saya berpikir dan masih mengharapkan di Perguruan Tinggi Negeri. Saya mendaftar di sebuah Perguruan Tinggi Negeri jalur SBMPTN di Universitas Sriwijaya dengan mengambil jurusan Psikologi dan keperawatan dan di Universitas Sebelas Maret mengambil jurusan Psikologi dan Peternakan. Tetapi, saya sangat menginginkan jurusan Psiologi, entah kenapa saya ingin sekali kuliah jurusan tersebut. Saya mengikuti tes, saat pengunguman tuhan berkendak lain. Saya tidak lolos di jalur tersebut, tetapi saya tidak putus asa saya mecoba jalur Mandiri, tetapi tuhan berkendak lain. Saat itu, saya merasa sudah putus asa saya harus melanjutkan kuliah dimana mau tidak mau saya mendaftar di Perguruan Tinggi Swasta yaitu Universitas Ahmad Dahlan dan Universitas Gunadarma. Di UAD saya mengambil jurusan Psikologi dan BK, tetapi yang lulus hanya di jalur BK. Tidak saya ambil, dan saya bersyukur karena saya di terima di Universitas Gunadarma jurusan Psikologi jalur rapot dengan grade AA.
Harapan saya setelah kuliah yaitu mendapatkan nilai yang bagus dan mendapat IPK yang cukup tinggi dan tidak ada halangan dan rintangan dan segera lulus menjadi Sarjana Psikologi saya ingin mengambil S2 Profesi, agar saya dapat membuka praktek dan bekerja di Rumah Sakit maupun di tempat lainnya. Cita-cita saya adalah menjadi seorang Psikolog dan menjadi orang yang sukses kedepannya.