MAKALAH ILMU BUDAYA DASAR
JUDUL :
KLASIFIKASI ILMU
OLEH :
NABILA AULIA PRATIWI (14519556)
1PA10
JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS GUNADARMA
KATA PENGANTAR
Dengan Menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih dan lagi
maha penyayang, saya panjatkan dengan rasa puja dan puji syukur ke hadirat
Allah SWT, yang sudah memberikan atas rahmat nya dan serta hidayah dan inayah
nya kepada diri saya pribadi, sehingga diri saya bisa menyelesaikan karya
ilmiah ini.
Makalah yang saya buat ini,
secara lengkap dan dikerjakan dengan maksimal. Salah satunya bisa mendapatkan
bantuan dari berbagai macam pihak sehingga bisa memperlancar dalam pembuatan
makalah ini. Untuk itu saya disini hanya bisa menyampaikan dengan ucapan terima
kasih untuk berbagai macam pihak yang telah memberikan bantuan dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua ini, saya juga bisa menyadari dengan
keseluruhan bahwa saya juga masih ada kekurangan dari segi susunan kalimat
tersebut atau dari tata bahasanya.
Untuk itu dengan tangan yang sudah terbuka saya siap
menerima semua segala saran atau kritik dari pembaca agar saya dapat mengasih
dalam makalah yang bisa
lebih baik.
Dengan akhir kata ini saya juga berharap mudah-mudahan
dengan makalah ini bisa
memberikan untuk kita semua dari sisi manfaat atau pengetahuan yang luas kepada
yang membaca.
Depok, 16 Oktober 2019
Penyusun
JUDUL.............................................................................................................. 1
KATA PENGANTAR..................................................................................... 2
DAFTAR ISI.................................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 4
Latar Belakang........................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN............................................................................... 5
A. Definisi Ilmu......................................................................................... 5
B. Sejarah Ilmu......................................................................................... 6
C. Klasifikasi Ilmu Pengetahuan............................................................... 10
D. Karakteristik Umum Ilmu Pengetahuan............................................... 13
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 15
BAB I
PENDAHULUAN
Ilmu pengetahuan
berkembang seiring dengan perkembangan kebudayaan manusia yang berlangsung
secara bertahap. Ilmu pengetahuan ini merupakan implementasi dari pengetahuan
yang ada yang didasarkan pada rasio dan kaidah-kaidah yang ada. Dengan ilmu
pengetahuan kita dapat mengetahui sesuatu yang lebih jelas lagi. Bahkan dengan
ilmu pengetahuan manusia memenuhi kodratnya yaitu sebagai khalifah di bumi.
Karena dengan ilmu pengetahuanlah manusia dapat memanfaatkan semua fasilitas
yang ada di bumi ini dengan sebaik-baiknya tanpa mengadakan perusakan.
Manusia
mengembangkan pengetahuannya untuk mengatasi kebutuhan kelangsungan hidup ini.
Dia memikirkan hal-hal baru, menjelajah ufuk baru, karena dia bukan sekedar
hidup, namun lebih dari itu. Dengan ilmu pengetahuan, manusia mengembangkan
kebudayaan, memberi makna pada kehidupan, dan memanusiakan diri dalam
kehidupannya. Bahkan lebih luas lagi ilmu pengetahuan dapat membantu manusia
untuk mencapai tujuan hidupnya.
Pada masa modern
sekarang ini, ilmu pengetahuan berkembang dengan sangat pesat. Muncul berbagai
disiplin ilmu baru yang merupakan cabang dari ilmu pengetahuan yang sudah ada.
Sehingga banyak manusia yang kebingungan untuk memilah ilmu mana yang
seharusnya mereka pelajari untuk membantu mencapai tujuan mereka. Disamping itu
juga terjadinya pembelajaran ilmu pengetahuan secara campuran yang
mengakibatkan orang atau manusia kebingungan dengan karakteristik dan tujuan
ilmu yang mereka pelajari.
Maka dari itu kami
akan mengungkap mengenai karakteristik ilmu pengetahuan secara umum dan juga
karakteristik masing-masing bidang ilmu pengetahuan. Namun sebelumnya kami akan
menampilkan dahulu mengenai klasifikasi ilmu pengetahuan agar memudahkan kami
dalam menganalisis karakternya masing-masing, yang Kami ambil dari berbagai
referensi yang ada dan juga dari pengetahuan dan pengalaman yang kami miliki.
BAB II
PEMBAHASAN
Jika
kita mencari arti kata ilmu, pasti akan diperoleh banyak definisi tentang ilmu.
Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia Ilmu diartikan sebagai pengetahuan tentang
suatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode tertentu, yang dapat
digunakan untuk menerangkan gejala tertentu di bidang (pengetahuan) itu; atau
pengetahuan atau kepandaian tentang soal duniawi, akhirat, lahir, batin, dan
sebagainya. Dalam Wikipedia Indonesia, Ilmu (atau ilmu pengetahuan) adalah
seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan dan meningkatkan pemahaman
manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia. Selain itu, beberapa
tokoh telah menuliskan definisi ilmu antara lain sebagai berikut :
1. Menurut Nazir (1988), ilmu adalah
pengetahuan yang bersifat umum dan sistematis, pengetahuan dari mana dapat
disimpulkan dalil-dalil tertentu menurut kaidah-kaidah umum.
2. Menurut Shapere (1974), konsepsi ilmu
pada dasarnya mencakup tiga hal yaitu adanya rasionalitas, dapat digeneralisasi
dan dapat disistematisasi.
3. Menurut Schulz (1962), pengertian ilmu
mencakup logika, adanya interpretasi subjektif dan konsistensi dengan realitas
sosial.
Secara
garis besar, ilmu merupakan suatu kumpulan proses dengan menggunakan suatu
metode ilmiah yang menghasilkan suatu pengetahuan yang sistematis.
Secara etimologi ilmu berasal dari kata
“ilm” (Bahasa Arab), Science (Bahasa inggris) atau Scientia (Bahasa Latin) yang
mengandung kata kerja scire yang berarti tahu atau mengetahui. Lalu apa
perbedaan ilmu dengan pengetahuan? Pengetahuan yang merupakan padan kata dari
knowledge merupakan kumpulan fakta-fakta, sedangkan ilmu adalah pengetahuan
ilmiah/sistematis. Kumpulan fakta-fakta
tersebut merupakan bahan dasar dari suatu ilmu, sehingga pengetahuan belum
dapat dikatakan sebagai ilmu, namun ilmu pasti merupakan pengetahuan.
Menurut John G. Kemeny, ilmu merupakan
semua pengetahuan yang dikumpulkan dengan metode ilmiah. Dari pernyataan
tersebut jelas bahwa ilmu merupakan hasil/produk dari sebuah proses yang dibuat
dengan menggunakan metode ilmiah sebagai suatu prosedur.
Proses yang dilakukan untuk menghasilkan
suatu ilmu bukan merupakan proses pengolahan semata tetapi merupakan suatu
rangkaian aktivitas ilmiah/penelitian terhadap suatu hal yang dilakukan oleh
sekelompok orang yang dikenal dengan istilah ilmuan (scientist) yang bersifat
rasional, kognitif dan teleologis (memiliki tujuan yang jelas).
Secara lengkap menurut
The Liang Gie Definisi Ilmu adalah rangkaian aktivitas manusia yang rasional
dan kognitif dengan metode berupa aneka prosedur dan tata langkah sehingga
menghasilkan kumpulan pengetahuan yang sistematis mengenai gejala-gejala
kealaman, kemasyarakatan, atau keorangan untuk tujuan mencapai kebenaran,
memperoleh pemahaman, memberikan penjelasan ataupun melakukan penerapan (The
Liang Gie, 130).
Suatu ilmu harus bersifat empiris (hasil
dari panca indera/percobaan), sistematis (memeiliki keterkaitan yang teratur),
objektif (bukan hasil prasangka), analitis dan verifikatif (bertujuan mencari
kebenaran ilmiah). Ilmu memiliki pokok persoalan (objek) dan fokus perhatian.
Sebagai contoh ilmu alam. Ilmu alam memiliki pokok persoalan terkait dengan
alam dengan beberapa fokus perhatian seperti fisika, kimia, biologi, dan
lain-lain.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa ilmu
berbeda dengan pengetahuan. Pengetahuan merupakan kumpulan fakta yang merupakan
bahan dari suatu ilmu, sedangkan ilmu adalah suatu kegiatan penelitian terhadap
suatu gejala ataupun kondisi pada suatu bidang dengan menggunakan berbagai
prosedur, cara, alat dan metode ilmiah lainnya guna menghasilkan suatu
kebenaran ilmiah yang bersifat empiris, sistematis, objektif, analisis dan
verifikatif.
Melalui
artikel ini saya ingin menjelaskan perkembangan ilmu dari zaman pra Yunani kuno
sampai dengan zaman Kontemporer, yaitu :
1.
Zaman Pra Yunani Kuno
Pada zaman ini, secara umum terbagi menjadi tiga fase, yaitu :
Pertama, zaman Batu Tua yang
berlangsung 4 juta tahun SM (Sebelum Masehi) sampai 20.000/10.000 SM. Pada
zaman ini telah mempunyai beberapa ciri khas, di antaranya adalah menggunakan
alat-alat sederhana yang dibuat dari batu dan tulang, mengenal
cocok taman dan beternak, dan dalam kehidupan sehari-hari didasari dengan
pengamatan primitif menggunakan sistem “trial and error” (mencoba-coba
dan salah) kemudian bisa berkembang menjadi “know how“.
Kedua, zaman Batu Muda yang berlangsung 10.000
SM sampai 2000 SM atau abad 100 sampai abad 20 SM. Dalam zaman ini telah
berkembang kemampuan-kemampuan yang sangat siginifikan. Kemampuan itu berupa
kemampuan menulis (dinyatakan dengan gambar dan symbol atau lambang-lambang),
kemampuan membaca (bermula dari bunyi atau suku kata tertentu), dan kemampuan
berhitung. Dalam zaman ini juga berkembang masalah perbintangan, matematika,
perdagangan, dan hukum.
Ketiga, zaman Logam. Zaman ini berlangsung
dari abad 20 SM sampai dengan abad 6 SM. Pada zaman ini pemakaian logam sebagai
bahan peralatan sehari-hari, baik sebagai perhiasan, peralatan masak, atau
bahkan peralatan perang.
Pada zaman Batu Tua, yang menjadi tokoh utama
disebut-sebut dengan manusia purba. Belum ditemukan secara spesifik data diri
mereka, tetapi yang terlihat secara jelas adalah hasil karya mereka.
Karya-karya mereka yang fenomenal adalah peralatan yang terbuat dari batu dan
tulang. Dengan berjalannya waktu, pada zaman Batu Muda sudah ada
kerajaan-kerajaan besar yang ikut andil dalam mengukir sejarah. Kerajaan itu
adalah Mesir, Babylon, Sumeria, Niniveh, India, dan Cina. Karya-karya yang
didapat dari zaman ini berupa batu Rosetta (Hieroglip), segitiga
dengan unit 3,4,5 (segitiga siku-siku), nilai logam sebagai nilai tukar,
perundangan yang ditulis, lukisan di dinding gua, tulisan Kanji (Pistographic
Writing), dan zodiac (Salam, 2004: 30-34). Sedangkan menurut Tim Dosen
Filsafat Ilmu UGM (2001), menemukakan bahwa di India sudah menemukan roda
pemutar untuk pembuatan tembikar pada abad 30 SM dan punah (akibat bencana dan
perang) pada abad 20 SM.
Pada zaman Logam didominasi oleh kerajaan Mesir. Tetapi,
kerajaan Cina dan Sumeria juga masih mempunyai peran. Pada masa ini karya-karya
yang ada berupa didominasi dengan alat-alat yang terbuat dari besi dan
perunggu. Seni membuat patung juga menjadi karya fenomenal pada masanya, bahkan
sampai saat ini. Contohnya adalah karya-karya dari Mesir, seperti patung istri
raja Fir’aun (Neferitti). Menurut Brouwer (1982) dalam buku Filsafat
Ilmu yang disusun oleh Tim Dosen Filsafat Ilmu UGM (2001) di antara
abad 15 SM di Sumeria (Irak) telah menggunakan alat-alat dari besi. Selain itu,
di Cina pada abad 15 SM dinasti Shang telah menggunakan peralatan perang dari
perunggu dan pada abad 5 SM dinasti China telah menggunakan besi untuk
peralatan perang
1.
Zaman Yunani Kuno
Zaman ini berlangsung dari abad 6 SM sampai dengan sekitar
abad 6 M. Zaman ini menggunakan sikap “an inquiring attitude (suatu
sikap yang senang menyelidiki sesuatu secara kritis)”, dan tidak menerima
pengalaman yang didasarkan pada sikap “receptive attitude mind (sikap
menerima segitu saja)”. Sehingga, pada zaman ini filsafat tumbuh dengan subur.
Yunani mencapai puncak kejayaannya atau zaman keemasannya (Zaman Hellenisme) di
bawah pimpinan Iskandar Agung (356-323 SM) dari
Macedonia, yang merupakan salah seorang murid Aristoteles.
Pada abad ke-0 M, perkembangan ilmu mulai mendapat
hambatan. Hal ini disebabkan dengan kelahiran Kristen. Pada abad
pertama sampai abad ke-2 M mulai ada pembagian wilayah perkembangan ilmu.
Wilayah pertama berpusat di Athena, yang difokuskan di bidang kemampuan
intelektual. Sedangkan, wilayah yang kedua berpusat di Alexandria, yang fokus
pada bidang empiris.
Setelah Alexandria dikuasai oleh Roma yang tertarik
dengan hal-hal abstak, pada abad ke-4 dan ke-5 M ilmu pengetahuan benar-benar
beku. Menurut Hull dalam buku karangan Salam (2004:52), hal ini disebabkan oleh
tiga pokok penting: 1) pengusa Roma yang menekan kebebasan berpikir 2) ajaran
Kristen yang tidak boleh disangkal 3) kerjasama gereja dan pengusa sebagai
otoritas kebenaran. Walaupun begitu pada abad ke-2 M sempat ada Galen (bidang
kedokteran) dan tokoh aljabar, Pappus dan Diopanthus yang berperan dalam
perkembangan ilmu pengetahuan.
2.
Zaman Pertengahan
Zaman ini masih berhubungan dengan zaman sebelumnya.
Karena awal mula zaman ini pada abad 6 M sampai sekitar abad 14 M. Zaman ini
disebut dengan zaman kegelapan (The Dark Ages). Zaman ini ditandai
dengan tampilnya pada Theolog di lapangan ilmu pengetahuan. Sehingga, para
ilmuwan yang ada pada zaman ini hampir semua adalah para Theolog. Begitu pula
dengan aktifitas keilmuan yang mereka lakukan harus berdasar atau mendukung
kepada agama. Ataupun dengan kata lain aktivitas ilmiah terkait erat dengan
aktivitas keagamaan. Pada zaman ini filsafat sering dikenal dengan sebagai “Anchilla
Theologiae (Pengabdi Agama)”. Selain itu, yang menjadi ciri khas pada
masa ini adalah dipakainya karya-karya Aristoteles dan Kitab Suci sebagai
pegangan.
Ketika Bangsa Eropa mangalami masa kegelapan,
kebangkitan justru menjadi milik Islam. Hal ini dimulai dari munculnya Nabi
Muhammad SAW pada abad ke-6 M, perluasan wilayah, pembinaan hukum serta
penerjemahan filsafat Yunani, dan kemajuan ilmu pengetahuan Islam pada abad
ke-7 M sampai abad ke-12 M. Pada masa ini Islam mandapatkan masa keemasannya (Golden
Age).
Selain itu, pada abad ini terjadi perkembangan
kebudayaan di Asia Selatan dan Timur, seperti Ajaran Lao Tse (menjaga
keharmonisan dengan alam) dan Confucius (konsep kode etik
luhur mangatur akal sehat).
3.
Zaman Renaissance
Zaman ini berlangsung dari abad 14 M sampai dengan abad
17 M. Renaissance sering diartikan dengan kebangkitan,
peralihan, atau lahir kembali (rebirth), yaitu dilahirkannya kembali
sebagai manusia yang bebas untuk berpikir. Zaman ini juga disebut dengan
peralihan dan kebangkitan ketika kebudayaan abad tengah mulai berubah menjadi
kebudayaan yang modern, dan pemikiran yang terbebas dari dogma-dogma agama. Hal
ini ditandai dengan lahirnya penemuan-penemuan baru.
4.
Zaman Modern
Zaman ini sebenarnya sudah terintis mulai dari abad 15
M. Tetapi, indikator yang nyata terlihat jelas pada abad 17 M dan berlangsung
hingga abad 20 M. Hal ini ditandai dengan ditandai dengan adanya
penemuan-penemuan dalam bidang ilmiah. Menurut Slamet Iman Sontoso, dalam buku
yang disusun oleh Tim Dosen Filsafat Ilmu UGM (2001:79) ada tiga sumber pokok
yang menyebabkan berkembangnya ilmu pengetahuan di Eropa dengan pesat, yaitu
hubungan antara kerajaan Islam di Semenanjung Liberia dengan negara Perancis,
terjadinya Perang Salib dari tahun 1100-1300, dan jatuhnya Istambul ke tangan
Turki pada tahun 1453.
5. Zaman Kontemporer
Zaman ini bermula dari abad 20 M dan masih berlangsung
hingga saat ini. Zaman ini ditandai dengan adanya teknologi-teknologi canggih,
dan spesialisasi ilmu-ilmu yang semakin tajam dan mendalam. Pada zaman ini
bidang fisika menempati kedudukan paling tinggi dan banyak dibicarakan oleh
para filsuf. Hal ini disebabkan karena fisika dipandang sebagai dasar ilmu
pengetahuan yang subjek materinya mengandung unsur-unsur fundamental yang
membentuk alam semesta.
C.
Klasifikasi Ilmu Pengetahuan
Terdapat berbagai jenis ilmu pengetahuan dalam kehidupan
sehari-hari. Berikut ini adalah klisifikasi dari ilmu pengetahuan :
1.
Matematika
Istilah matematika berasal dari bahasa latin yaitu matematica.
Istilah itu sendiri pada awalnya diambil dari Bahasa Yunani, matematike
(Mathein) yang artinya berpikir atau belajar. Matematika timbul karena
pikiran-pikiran manusia yang berhubungan dengan ide, proses dan penalaran.
Matematika sebagai ratu sekaligus pelayan ilmu merupakan bentuk tertinggi dari
logika. Sedangkan, dipihak lain sebagai pelayan ilmu, matematika memberikan
bukan saja sistem pengorganisasian ilmu yang bersifat logis tatapi juga
menyatakan dalam bentuk model matematika. Banyak persoalan kehidupan yang
memerlukan kemempuan berhitung dan mengukur. Dan banyak persoalan atau
informasi disampaikan dengan bahasa matematika seperti diagram, grafik,
persamaan matematika ataupun tabel. Mengkomunikasikan gagasan dengan bahasa
matematika justru lebih praktis, sistematis dan efisien.
2. Ilmu Pengetahuan Sosial
Ilmu Pengetahuan Sosial adalah suatu ilmu pengetahuan yang
mempelajari tentang kehidupan sosial dan menelaah masalah-masalah sosial yang
timbul dan berkembang, khususnya yang diwujudkan oleh warga Indonesia dengan
menggunakan pengertian-pengertian (fakta, konsep, teori) yang berasal dari
berbagai bidang pengetahuan keahlian dalam lapangan ilmu-ilmu social. Fenomena
sosial yang tejadi dalam suatu masyarakat tentunya mengalami berbagai perubahan.
Rekaman peristiwa demi peristiwa dalam kehidupan semakin berganti dan tak
terhentikan. Kemampuan sumber daya manusia pun dibutuhkan supaya terjadi
keselarasan dalam berbagai bidang untuk menjalani kehidupan yang semakin
kompleks. Ilmu pengetahuan sosial pun dibagi dalam beberapa klasifikasi
seperti, berikut adalah beberapa contoh klasifikasi Ilmu pengetahuan sosial :
v Pengetahuan Sosial Geografi
Geografi berasal dari bahasa Yunani, yakni geos dan graphein. Geos
artinya bumi sedangkan graphein artinya tulisan. Jadi, secara sederhana
geografi bermakna tulisan atau cerita tentang bumi. Lengkapnya geografi adalah
ilmu yang mempelajari hubungan antar manusia dengan lingkungannya.
v Pengetahuan Sosial Sejarah
Sejarah, dalam bahasa Indonesia dapat berarti riwayat kejadian
masa lampau yang benar-benar terjadi atau riwayat asal usul keturunan (terutama
untuk raja-raja yang memerintah). Ilmu sejarah mempelajari berbagai kejadian
yang berhubungan dengan kemanusiaan di masa lalu.
v
Pengetahuan Sosial Sosologi
Sosiologi berasal dari Bahasa Yunani yaitu kata socius dan logos,
di mana socius memiliki arti kawan/teman dan logos berarti kata atau berbicara.
Menurut Bapak Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, sosiologi adalah ilmu
yang mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial, termasuk
perubahan-perubahan sosial. Menurut ahli sosiologi lain yakni Emile Durkheim,
sosiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari fakta-fakta sosial, yakni fakta
yang mengandung cara bertindak, berpikir, berperasaan yang berada di luar
individu di mana fakta-fakta tersebut memiliki kekuatan untuk mengendalikan
individu.
v Pengetahuan sosial ekonomi
Ekonomi merupakan salah satu ilmu sosial yang mempelajari
aktivitas manusia yang berhubungan dengan produksi, distribusi, pertukaran, dan
konsumsi barang dan jasa. Istilah “ekonomi” sendiri berasal dari kata Yunani
οἶκος (oikos) yang berarti “keluarga, rumah tangga” dan νόμος (nomos), atau
“peraturan, aturan, hukum,” dan secara garis besar diartikan sebagai “aturan
rumah tangga” atau “manajemen rumah tangga.” Sementara yang dimaksud dengan
ahli ekonomi atau ekonom adalah orang menggunakan konsep ekonomi dan data dalam
bekerja.
3. Ilmu Pengetahuan Alam
IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) atau sering disebut Sains, dalam
Bahasa Inggris
“Science”
adalah ilmu yang mempelajari tentang gejala-gejala alam yang dapat dirumuskan
kebenarannya secara empiris. Para ilmuan, termasuk Sir Isaac Newton melakukan
eksperimen atau penyelidikan terhadap gejala alam. Kemudian, para ilmuan
tersebut merumuskan temuannya untuk kemajuan bidang pengetahuan dan teknologi.
Beberapa ahli di berbagai bidang merumuskan suatu definisi science yang
operasional.:
♦ Fisher
Science adalah kumpulan pengetahuan yang diperoleh dengan
menggunakan metode-metode yang berdasarkan observasi.
♦
Carin
Science adalah suatu
kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematik, yang di dalam
penggunaannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam. Perkembangan
science tidak hanya ditunjukkan oleh kumpulan fakta saja, tetapi juga oleh
timbulnya metode ilmiah dan sikap ilmiah.
♦ Nash
Seorang ahli kimia,
menekanakan bahwa science adalah suatu proses atau suatu cara untuk meneropong
dunia.
♦
Wigner
Seorang ahli fisika
mendefinisikan science sebagai gudang/penyimpanan tentang gejala-gejala alam.
♦ Bube, seorang
ahli fisika
Science adalah pengetahuan
tentang dunia alamiah yang diperoleh dari interaksi indera dengan dunia
tersebut.
D. Karakteristik Umum
Ilmu Pengetahuan
Ciri Ilmu perlu
memperhatikan dua aspek, yaitu : sifat ilmu dan klasifikasi ilmu. Mengenai
sifat ilmu akan dibahas dalam subbab ini, sedangkan mengenai klasifikasi ilmu
akan dibahas pada subbab selanjutnya.
Ilmu
pengetahuan mempunyai sifat, antara lain:
·
Sistematik
·
Konsisten (antara teori satu dengan yang lain tak bertentangan)
·
Eksplisit (disepakati dapat
secara universal, bukan hanya dikalangan kecil).
·
Ilmiah, benar (pembuktian dengan metode ilmiah).
Disamping
itu suatu ilmu pengetahuan mempunyai ciri lain yaitu:
·
Bukan satu, melainkan banyak (plural)
·
Bersifat terbuka (dapat dikritik)
·
Berkaitan dalam memecahkan.
Ciri khas nyata dari
ilmu pengetahuan (science) yang tidak dapat diingkari meskipun oleh para
ilmuwan adalah bahwa ia tidak mengenal kata “kekal”. Apa yang dianggap salah di
masa silam misalnya, dapat diakui kebenarannya di abad modern. Pandangan
terhadap persoalan-persoalan ilmiah silih berganti, bukan saja dalam lapangan
pembahasan satu ilmu saja, tetapi terutama juga dalam teori-teori setiap cabang
ilmu pengetahuan. Dahulu, misalnya, segala sesuatu diterangkan dalam konsep
material (istilah-istilah kebendaan) sampai-sampai manusia pun hendak
dikatagorikan dalam konsep tersebut. Sekarang ini terdapat psikologi yang membahas
mengenai jiwa, budi dan semangat, telah mengambil tempat tersendiri dan
mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia.
Dalam redaksi lain
dikatakan ilmu pengetahuan mempunyai ciri-ciri umum yaitu:
·
Obyek ilmu pengetahuan adalah empiris.
·
Ilmu pengetahuan mempunyai karakteristik tersendiri, yaitu
mempunyai sistematika.
·
Ilmu dihasilkan dari pengamatan, pengalaman studi dan pemikiran.
·
Sumber segala ilmu adalah Tuhan, karena Dia yang menciptakannya.
Fungsi
ilmu adalah untuk keselamatan, kebahagiaan, pengamanan manusia dari segala
sesuatu yang menyulitkan.
Van
Melsen mengemukakan beberapa ciri yang menandai ilmu, sebagaimana yang dikutip
Rizal Muntasyir dan Misnal Munir, yaitu:
(1)
Ilmu pengetahuan secara metodis harus mencapai keseluruhan yang secara logis
koheren. Itu berarti adanya sistem dalam penelitian (metode) maupun harus
(susunan logis). (2) Ilmu pengetahuan tanpa pamrih, karena hal itu erat
kaitannya dengan tanggung jawab ilmuwan. (3) Universalitas ilmu pengetahuan.
(4) Objektivitas, artinya setiap ilmu terpimpin oleh objek dan tidak didistorsi
oleh prasangka-prasangka subjektif. (5) Ilmu pengetahuan harus dapat
diverifikasi oleh semua peneliti ilmiah yang bersangkutan, karena ilmu
pengetahuan harus dapat dikomunikasikan. (6) Progresifitas, artinya suatu
jawaban ilmiah baru bersifat ilmiah sungguh-sungguh, bila mengandung
pertanyaan-pertanyaan baru dan menimbulkan problem-problem baru lagi. (7)
Kritis, artinya tidak ada teori ilmiah yang difinitif, setiap teori terbuka
bagi setiap peninjauan kritis yang memanfaatkan data-data baru. (8) Ilmu
pengetahuan harus dapat digunakan sebagai perwujudan kebertautan antara teori
dengan praktis.
Jadi setiap ilmu
pengetahuan dapat dikatakan sebagai ilmu pengetahuan bila memiliki ciri-ciri atau
karakteristik umum diatas. Sementera itu mengenai karakteristik khusus ilmu
pengetahuan setelah adanya klasifikasi ilmu pengetahuan akan diterangkan
kemudian.