AUTOBIOGRAFI
Nama lengkap saya adalah
Nabila Aulia Pratiwi, keluarga saya rata-rata memanggil saya dengan sebutan
Lia, ya lia diambil dari nama Aulia. Tapi teman-teman saya ada yang memanggil
saya, saat SD dipanggil Lia, saat SMP ada yang memanggil Nabila dan Lia, saat
SMA di panggil AP, kenapa di panggil AP? Karena, pada saat SMA nama saya hampir
dengan nama teman saya yaitu, Nabilla Aulia Saputri, nah dia dipanggil AS dan
saya di panggil AP, jika dipanggil sama-sama nabila keduanya saling menengok
jadi teman-teman saya memanggil saya dengan sebutan AP.
Saya mempunyai ayah yang
bernama Wag***n dan ibu saya bernama Sup****. Saya anak kedua dari dua
bersaudara, saya mempunyai kakak perempuan jarak umurnya 3,5 tahun dengan saya.
Saya lahir di kota Metro pada tanggal 23 Oktober 200*, dan saya dibesarkan oleh
kedua orang tua saya di salah satu kampung atau perdesaan yang ada di Provinsi
Lampung, tepatnya ada di Kabupaten Lampung Timur. Saya mempunyai kakak yang
bernama Ica yang sekarang sedang menduduki bangku perkuliah semester 7.
Saya dilahirkan dari
keluarga yang sederhana, ayah saya pekerja swasta dan ibu saya seorang PNS.
Namun, walaupun kami hidup tidak terlalu bergelimang harta tapi kami hidup
dengan bahagia dan selalu nerasa bersyukur. Kedua orang tua saya merawat, mendidik,
dan membiayai kedua anaknya sampai keperguruan tinggi. Saya sangat bangga dan
bersyukur mempunyai kedua orang tua seperti mereka akan pengorbanannya dan
kasih sayangnya terhadap kedua anaknya. Karena. Tanpa mereka kami tidak akan
pernah tahu bagaimana indahnya bentuk alam di dunia ini, tidak akan tahu
seperti apa cinta dan kasih sayang darinya, dan tidak akan pernah merasakan
yang namanya hidup.
Hobi saya bermai games,
mendengarkan musik, dan bernyanyi walaupun suara saya tidak sebagus penyanyi
papan atas. Saya senang melihat penyanyi atau orang-orang yang mengcover lagu
ciptaan penyanyi lain, karena saya suka mendengarkan suarnya nya. Tak hanya
itu, mereka tak hanya suara yang bagus namun, kecantikan dan ketampanan yang
begitu mempesona. Jadi, mereka mempunya sebuah point plus untuknya, dan saya
ingin seperti mereka.
Sekitar usia 3,5 tahun saya
menduduki bangku TK, letaknya tidak jauh dengan rumah saya, jaraknya sekitar
800 meter dari rumah saya. Saat TK, berangkat menuju ke TK, saya selalu diantar
oleh ayah saya, kenapa selalu ayah saya bukan ibu saya? Karena dulu ibu saya
sangat sibuk dengan pekerjaannya sehinnga dulu saya dekatnya dengan ayah saya.
Saat masih menduduki bangku TK, saya dan kakak saya sering ditinggali oleh ibu
saya untuk meneruskan pendidikannya.
Saat usia saya menginjak 5,5
tahun saya menduduki bangku SD, mungkin sebagian orang berpikir, kenapa tidak
pada umur 7 tahun, padahal umunya anak-anak disekolahkan untuk memasuki sekolah
dasar pada usia 7 tahun? Karena, saya sudah cukup mental, membaca, menulis, dan
berhitung. Letak SD saya cukup jauh, jarknya kurang lebih 4 KM dari rumah saya.
Pada tahun 20** saya lulus
Sekolah Dasar dan melanjutkan kejenjang yang lebih tinggi pada rahun tersebut.
Saya lebih memilih di SMP N 2 Purboling** yang ada di kecamatan tersebut. Pada
pertama saya masuk, saya sangat malu dan canggung karena, jumlah siswa nya yang
lebih banyak dari jumlah siswa saat saya
di Sekolah Dasar. Tentunya memiliki karakter dan tingkah laku yang berbeda-beda
dan tak banyak siswa-siswa yang saya kenali. Berbagai macam karakter
siswa-siswa lain yang telah saya temui.
Seperti pemaksaan, sifat brutal, dan masih banyak lagi. Pada umumnya mereka
mereka berangkat ke sekolah mengendarai motor milik kedua orang tuanya, tidak
dengan saya. Saya setiap berangkat sekolah selalu di antar oleh ayah saya, jika
ayah saya tidak ada di rumah saya di antar oleh ibu saya terkadang juga bersama
kakak saya. Pulangnya terkadang di jemput oleh ayah saya terkadang bareng
dengan teman atau kakak kelas yang mau menebengi. Saya terkadang merasa kesal
jika tidak di jemput sama ayah atau ibu saya, kenapa? Karena saya suka menunggu
berjam-jam menunggu ayah saya menjemput. Setelah kelas delapan semester dua,
saya dibelikan motor oleh kedua orang tua saya. Sejak saat itu, saya berangkat
sekolah lebih sering mengandarai motor daripada diantar oleh ayah saya.
Saat saya menduduki bangku
SMP, saya mengikuti exschool bola voli. Kenapa tidak memilih exschool lain,
kenapa memilih exschool bola voli? karena saya berminat dengan exschool ini dan
sejak saat SD saya suah sedikit bisa voli. Walaupun, sekedar passing bawah pada
umumnya. Saat saya menempuh pendidikan SMP, setelah pulang sekolah saya
mengiuti kegiatan Bola voli dijadwalkan 3 kali dalam setiap pekan dan dilakukan
pada sore hari pada pukul 15.00 WIB. Saat saya menginjak kelas 8 saya mengikuti
karantina Bola Voli di Sanggar Kegiatan Belajar. Saat karantina pertama kurang
lebih 7 hari, saya dan anak-anak dari daerah lain mengikuti karantina di sana.
Setelah selesai kegitan tersebut, kami semua berkemas-kemas untuk pulang,
sebelum pulang kami dikumpulkan semua untuk menedengarkan instruksi, setelah
instruksi selesai kami semua diberi pesangon oleh pelatih kami. Bulan
berikutnya karantina selanjutnya tiba, saya di beri tahu kepada salah satu
pelatih yang ada dikarantina, saya di suruh mengikuti karantina tersebut untuk
mengikuti O2SN tingkat Provinsi, mewakili Kabupaten Lampung Timur. Hari pertama
saat karantina kami semua menuju ke lapangan untuk melakukan kegiatan tersebut.
Di hari pertama kami semua di seleksi. Jadi, kami semua berlomba-lomba atau
bekerja keras dan melakukan sekuat tenaga untuk hasil yang terbaik. Setelah
selesai kegiatannya, pelatih meminta agar kami semua kumpul dan memberitahu
siapa saja yang lolos seleksi untuk mengikuti kurang lebih 7 hari untuk
dikarantina dan dididik untuk persiapan O2SN di Bandar Lampung. Pelatih mulai
menyebutkn nama-nama siapa saja yang terpilih, dan alhamdulillah nama saya di
sebut dan itu artinya saya lolos, saya merasa sangat bahagia. Setelah semua
selesai, kami semua segera kembali menuju penginapan. Malam hari nya, saya
langsung memberikan kabar kepada kedua orang tua saya bahwa saya terpilih
sebagai pemain O2SN SMP tingkat Provinsi.
Tidak terasa saya dan
teman-teman saya berlatih kurang lebih seminggu, setelah latihan sudah selesai
kami semua menyiapkan keberangkatan untuk nanti siang menuju ke Bandar Lampung.
Tidak terasa hari sudah siang, kami semua pun bergegas untuk berangkat dengan
mengendarai sebuah bis, selama perjalanan kurang lebih memakan waktu 2,5 jam
menuju Kota Bandar Lampung, tidak terasa kami semua pun tiba di Hotel, yaitu
Hotel Nusan*ar* untuk penginapan selama kami berada di Kota Bandar Lampung
untuk mengikuti sebuah perlombaan. Setelah sampai, kami semua mengambil
barang-barang yang di bawa menuju kedalam Hotel tersebut. Saat didalam, saya
dan teman-teman saya diberi instruksi oleh pelatih dimana tempat kamar kami
berada dan apa saja untuk acara esok. Setelah selesai, kami semua menuju
kekamar untuk beristirahat. Keesokan paginya kami semua dibangunkan oleh sang
pelatih untuk menunaikan ibadah salat
Subuh bagi yang menjalankannya. Setelah salat Subuh kami semua bersiap-siap
untuk pemanasan dan latihan di depan Hotel tersebut. Tidak terasa, jam sudah
menunjukanpukul 07:30 kami semua menuju ke hotel kembali untuk bersih-bersih
lalu siap dan berangkat menuju ke sebuah tempat perlombaan tersebut dengan
menaiki bus.
Selama 3 hari disana untuk
mengikuti sebuah perlombaan di Kota Bandar Lampung, tim kami pun mendapatkan
juara 3, kami semua pun merasa senang mendapatkan juara tersebut karena kami
semua merasakan bahwa musuh atau lawan pemainnya cukup berat dan menguras banyak
tenaga. Setelah perlombaan selesai, kami semua menujunke Hotel kembali
persiapan pulang untuk besok. Sebelum pulang, malam harinya semua anak-anak
yang mengikuti perlombaan dikumpulkan di sebuah aula yang berada di lantai
paling atas di hotel untuk membagikan medali dan piala untuk sang pemenang.
Setelah selesai kami semua kembali menuju kamar untuk bersiap-siap dan pulang
menuju ke rumah masing-masing.
Tidak ášerasa saya sudah
kelas 9, dimana akan menghadapi hari-hari yang sangat menegangkan. Dimana menghadapi
soal-soal ujian yang mungkin bisa dibilang cukup sulit. Setelah melewati semua
ujian khususnya Ujian Nasional, kami kelas 9 diliburkan, karena tidak ada lagi
proses belajar mengajar. Setelah beberapa minggu pengunguman kelulusan pun
tiba, dan saya pun dinyatakan lulus. Setelah itu saya mendapatkan undangan dari
SMA Negeri yag dulu juga SMA kakak saya. Saya datang di SMA itu untuk mengikuti
tes non akademik yaitu olahraga, dan alhamdulillah saya diterima di SMA N 1
PBL, saya merasa senang saya diterima dijalur no akademik dengan mudah tidak
repot-repot untuk mengikuti tes tertulis seperti jalur umum. Setelah saya
diterima di hari itu, beberapa hari kemudian saya melakukan daftar ulang bagi
jalur non akademik dan jalur akademik. Di hari yang sama bagi calon siswa
sedang mengikuti tes tertulisbagi mereka jalur umum.
Semua acara selesai dan
dimana di hari itu pembagian kelas yang diberi nama-nama pulau yang ada di
Indonesia. Saya berada di kelas Pulau Jawa dimana kelas itu isi nya anak-anak
ambis semua dan di situ saya hanya diam karena saya tidak mempunyai teman
padahal ada beberapa teman saya dari SMP yang sama. Tetapi mereka tidak mau
membeuri saya karena meraka sangat merasa jika dia itu masuk karena dia jalur
akademik jadi saya seperti dikucilkan.
Tidak terasa saya sudah
kelas 11, saat saya menginjak kelas 11 saya mempunyai teman laki-laki tetapi
bukan satu kelas. Saya dengan teman saya bisa di bilang cukup dekat. Awal mula
bisa dekat, dia suka bercandain saya dan menghubungi saya dan kita selalu curhat
dia curhat ke saya saya juga curhat dengan dia. Tak terasa kami berdua dekat
dan menjalin sebuah hubungan yang bisa di bilang lebih dari teman. Perjuangan
dia mendapatkan saya tidak mudah. Awalnya saya tidak menyukai dia tetapi dia
tetap setia menunggu saya sampai-sampai dia mengungkaoan perasaannya sampai 5
kali baru saya menerimanya. Saya cukup takjub dengan dia, biasanya cowo jika
sudah ditolak ya sudah dia mundur begitu saja. dia juga mempunyai teman satu
kelas nama nya Cindy, Cindy juga teman saya jadi kita bertiga bisa di bilang sudah
dekat. Kami bertiga sering sekali weekend an bareng, nongkrong-nongkrong
bareng, saling curhat, dan lain-lain.
Tidak terasa saya dan dia
menjalin hubungan sudah 2 tahun lebih. Tetapi sekarang kami terpisah oleh jarak
karena kami mengejar cita-cita kami masing-masing untul kedepannya, bisa
dibilang kami menjalain hubungan LDR an. Terkadang kami berdua dia saling
berkomunikasi karena dia sibuk dan tidak selalu memegang handphone. Dia
menghubungi saya bisa 2 minggu sekali atau bahakan 1 bulan sekali. Walaupun
jarang sekali diberi kabar tetapi saya sudah terbiasa, karena saya harus
mengerti kondisi dia sekarang yang sangat-sangat sibuk, dan masih untung saya
masih di beri kabar.
Tidak terasa saya juga sudah
lulus dari pendidikan Sekolah Menengah Atas di tahun 2019. Setelah itu saya
memikirkan untuk melanjutkan kemana, niat saya sudah bulat untuk kuliah di
Perguruan Tinggi. Sebelum lulus saya daftar di Universitas Ahmad Dahlan jurusan
psikologi jalur rapot dan saya di terima. Setelah diterima seharusnya langsung
membayar uang registrasi. Tetapi, saya berpikir dan masih mengharapkan di
Perguruan Tinggi Negeri. Saya mendaftar di sebuah Perguruan Tinggi Negeri jalur
SBMPTN di Universitas Sriwijaya dengan mengambil jurusan Psikologi dan
keperawatan dan di Universitas Sebelas Maret mengambil jurusan Psikologi dan
Peternakan. Tetapi, saya sangat menginginkan jurusan Psiologi, entah kenapa
saya ingin sekali kuliah jurusan tersebut. Saya mengikuti tes, saat pengunguman
tuhan berkendak lain. Saya tidak lolos di jalur tersebut, tetapi saya tidak
putus asa saya mecoba jalur Mandiri, tetapi tuhan berkendak lain. Saat itu,
saya merasa sudah putus asa saya harus melanjutkan kuliah dimana mau tidak mau
saya mendaftar di Perguruan Tinggi Swasta yaitu Universitas Ahmad Dahlan dan
Universitas Gunadarma. Di UAD saya mengambil jurusan Psikologi dan BK, tetapi
yang lulus hanya di jalur BK. Tidak saya ambil, dan saya bersyukur karena saya
di terima di Universitas Gunadarma jurusan Psikologi jalur rapot dengan grade
AA.
Harapan saya setelah kuliah
yaitu mendapatkan nilai yang bagus dan mendapat IPK yang cukup tinggi dan tidak
ada halangan dan rintangan dan segera lulus menjadi Sarjana Psikologi saya
ingin mengambil S2 Profesi, agar saya dapat membuka praktek dan bekerja di
Rumah Sakit maupun di tempat lainnya. Cita-cita saya adalah menjadi seorang
Psikolog dan menjadi orang yang sukses kedepannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar