TUGAS
MATEMATIKA DAN ILMU ALAMIAH DASAR
PERISTIWA
PERJALANAN KE PLANET DAN BULAN
Oleh :
NABILA
AULIA PRATIWI
(14519556)
1PA10
JURUSAN
PSIKOLOGI
FAKULTAS
PSIKOLOGI
UNIVERSITAS
GUNADARMA
2019/2020
A.
PERISTIWA PERJALANAN BULAN
Bulan adalah satelit alami bumi satu-satunya dan merupakan
satelit terbesar kelima dalam Tata Surya.
Bulan juga merupakan satelit alami terbesar di Tata Surya menurut ukuran planet yang
diorbitnya,] dengan
diameter 27%, kepadatan 60%, dan massa 1⁄81 (1.23%)
dari Bumi. Di antara satelit alami lainnya, Bulan adalah satelit terpadat kedua
setelah Io, satelit Jupiter.
Bulan berada pada rotasi sinkron dengan
Bumi, yang selalu memperlihatkan sisi yang sama pada Bumi, dengan sisi dekat ditandai
oleh mare vulkanik gelap yang terdapat di antara dataran tinggi kerak yang
terang dan kawah tubrukan yang menonjol. Bulan adalah
benda langit yang paling terang setelah Matahari.
Meskipun Bulan tampak sangat putih dan terang, permukaan Bulan sebenarnya
gelap, dengan tingkat kecerahan yang sedikit lebih tinggi dari aspal cair. Sejak
zaman kuno, posisinya yang menonjol di langit dan fasenya yang
teratur telah memengaruhi banyak budaya, termasuk bahasa, penanggalan, seni, dan mitologi. Pengaruh
gravitasi Bulan menyebabkan terjadinya pasang surut di
lautan dan pemanjangan waktu pada hari di Bumi. Jarak orbit
Bulan dari Bumi saat ini adalah sekitar tiga puluh kali dari diameter Bumi,
yang menyebabkan ukuran Bulan yang muncul di langit hampir sama besar dengan
ukuran Matahari, sehingga memungkinkan Bulan untuk menutupi Matahari dan
mengakibatkan terjadinya gerhana matahari total.
Jarak linear Bulan dari Bumi saat ini meningkat dengan laju 3.82 ± 0.07 cm
per tahun, meskipun laju ini tidak konstan.[8]Bulan
diperkirakan terbentuk sekitar 4,5 miliar tahun yang lalu, tak lama setelah
pembentukan Bumi. Meskipun terdapat sejumlah hipotesis mengenai asal usul
Bulan, hipotesis yang paling diterima saat ini menjelaskan bahwa Bulan
terbentuk dari serpihan-serpihan yang terlepas setelah sebuah benda langit
seukuran Mars bertubrukan dengan Bumi.
B.
PERISTIWA PERJALANAN
PLANET
Berdasarkan definisi di atas, maka dalam sistem Tata Surya terdapat delapan planet. Hingga 24
Agustus 2006,
sebelum Persatuan Astronomi Internasional (International
Astronomical Union = IAU) mengumumkan perubahan pada definisi
"planet" sehingga seperti yang tersebut di atas, terdapat sembilan
planet termasuk Pluto, bahkan benda
langit yang belakangan juga ditemukan. Sempat dianggap sebagai planet baru, seperti
: Ceres, Sedna, Orcus, Xena, Quaoar, UB
313. Pluto, Ceres dan UB 313 kini berubah statusnya
menjadi "planet kerdil/katai."
·
Etimologi
Planet diambil dari kata dalam bahasa Yunani Asteres
Planetai yang artinya Bintang Pengelana. Dinamakan
demikian karena berbeda dengan bintang biasa, Planet dari waktu ke
waktu terlihat berkelana (berpindah-pindah) dari rasi bintang
yang satu ke rasi bintang yang lain. Perpindahan ini (pada masa sekarang) dapat
dipahami karena planet beredar mengelilingi matahari. Namun pada zaman
Yunani Kuno yang belum mengenal konsep heliosentris, planet dianggap sebagai
representasi dewa di langit. Pada saat itu yang dimaksud dengan
planet adalah tujuh benda langit : Matahari, Bulan, Merkurius, Venus, Mars, Jupiter dan
Saturnus. Astronomi modern
menghapus Matahari dan Bulan dari daftar karena tidak
sesuai definisi yang berlaku sekarang. Sebelumnya, planet-planet anggota tata
surya ada 9, yaitu Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Jupiter/Yupiter, Saturnus,
Uranus, Neptunus, dan Pluto. Namun, tanggal 26 Agustus 2006, para ilmuwan
sepakat untuk mengeluarkan Pluto dari daftar planet sehingga jumlah planet di
tata surya menjadi hanya 8.
·
Planet Dalam Tata Surya
Menurut IAU (Persatuan Astronomi Internasional) sesuai
dengan defenisi yang baru, maka terdapat delapan planet dalam sistem Tata Surya:
1.
Merkurius
2.
Venus
3.
Bumi
4.
Mars
5.
Yupiter
6.
Saturnus
7.
Uranus
8.
Neptunus
C.
SEJARAH
Sejalan dengan berkembangnya ilmu
pengetahuan, pengertian istilah “planet” berubah dari “sesuatu” yang bergerak
melintasi langit (relatif terhadap latar belakang bintang-bintang yang
“tetap”), menjadi benda yang bergerak mengelilingi Bumi. Ketika model
heliosentrik mulai mendominasi pada abad ke-16, planet mulai diterima sebagai
“sesuatu” yang mengorbit Matahari, dan Bumi hanyalah sebuah planet. Hingga
pertengahan abad ke-19, semua obyek apa pun yang ditemukan mengitari Matahari
didaftarkan sebagai planet, dan jumlah “planet” menjadi bertambah dengan cepat
di penghujung abad itu.
Selama 1800-an, astronom mulai menyadari
bahwa banyak penemuan terbaru tidak mirip dengan planet-planet tradisional.
Obyek-obyek seperti Ceres, Pallas dan Vesta, yang telah
diklasifikasikan sebagai planet hingga hampir setengah abad, kemudian
diklasifikan dengan nama baru "asteroid". Pada titik ini, ketiadaan
definisi formal membuat "planet" dipahami sebagai benda 'besar' yang
mengorbit Matahari. Tidak ada keperluan untuk menetapkan batas-batas
definisi karena ukuran antara asteroid dan planet begitu jauh berbeda, dan
banjir penemuan baru tampaknya telah berakhir.
Namun pada abad ke-20, Pluto ditemukan.
Setelah pengamatan-pengamatan awal mengarahkan pada dugaan bahwa Pluto
berukuran lebih besar dari Bumi, IAU (yang baru saja dibentuk)
menerima obyek tersebut sebagai planet. Pemantauan lebih jauh menemukan bahwa
obyek tersebut ternyata jauh lebih kecil dari dugaan semula, tetapi karena
masih lebih besar daripada semua asteroid yang diketahui, dan tampaknya tidak
eksis dalam populasi yang besar, IAU tetap mempertahankan
statusnya selama kira-kira 70 tahun.
Pada
1990-an dan awal 2000-an, terjadi banjir penemuan obyek-obyek sejenis Pluto
di daerah yang relatif sama. Seperti Ceres dan asteroid-asteroid pada masa
sebelumnya, Pluto ditemukan hanya sebagai benda kecil dalam sebuah populasi
yang berjumlah ribuan. Semakin banyak astronom yang meminta agar Pluto
didefinisi ulang dari sebuah planet seiring bertambahnya penemuan obyek-obyek
sejenis. Penemuan Eris, sebuah obyek yang lebih masif daripada Pluto,
dipublikasikan secara luas sebagai planet kesepuluh, membuat hal ini semakin
mengemuka. Akhirnya pada 24 Agustus 2006, berdasarkan pemungutan suara, IAU membuat
definisi planet yang baru. Jumlah planet dalam Tata Surya berkurang menjadi 8
benda besar yang berhasil “membersihkan lingkungannya” (Merkurius, Venus, Bumi,
Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus dan Neptunus), dan sebuah kelas baru
diciptakan, yaitu planet katai, yang pada awalnya terdiri dari tiga obyek,
Ceres, Pluto dan Eris.
DAFTAR PUSTAKA
nfoastronomy.org/2016/06/berapa-lama-waktu-yang-dibutuhkan-.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar